Pandemi global yang melanda membikin pemerintah kelihatan berusaha keras memutar otak guna menyikapi kondisi. Salah satu realisasinya adalah pelegalan Pengendalian Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah tempat yang sudah menerima izin dari Kementerian Kesehatan. Jauh sebelum dikeluarkannya undang-undang ataupun saran hal yang demikian, sejumlah kebijakan berkaitan pengajaran di kondisi pandemi sudah terutamanya dulu dikenalkan. Langkah ini dievaluasi ideal mengingat banyaknya jumlah siswa dan mahasiswa yang benar-benar berisiko dalam penularan virus. Kebijakan pertama slot gacor hari ini yang diambil yakni meliburkan aktivitas pelajaran yang kemudian diganti dengan study from home.
Pelajaran Jarak Jauh
Pertengahan bulan lalu, Indonesia sempat dihebohkan oleh pemberitaan berkaitan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, yang diungkapkan positif covid-19 tepatnya pada Sabtu (14/3). Berita mengagetkan ini menyokong beberapa besar lembaga pengajaran untuk menonaktifkan sementara aktivitas pelajaran mulai Senin (16/3). Meski belum dijalankan serentak, telah banyak kepala tempat yang mengimbau sekolah yang mengimbau sekolah yang berada dalam lingkupnya untuk menghentikan sementara belajar-mendidik secara tatap muka.
Barulah pada 24 Maret 2020, Menteri Pengajaran dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Seputar Pengerjaan Pengajaran dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (covid-19). Pada skor 2 a-d, dijabarkan sebagian ketetapan yang sepatutnya dipenuhi untuk bisa mengerjakan cara kerja pelajaran dari rumah.
Dalam salah satu ceramah, Presiden Joko Widodo juga menekankan tiga hal, antara lain “belajar dari rumah”, “berprofesi dari rumah”, dan “beribadah dari rumah” bagi masyarakat Indonesia. Belajar dari rumah atau yang sering kali diketahui dengan istilah study from home sudah dijalankan oleh segala pelajar dan mahasiswa. Pro dan kontra terang ada, secara khusus di kalangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa merasa bergembira sebab dapat belajar sambil bersantai, beberapa lain merasa terbebani dengan adanya kebijakan ini.
Namanya juga pelajaran daring alias online, telah pasti memerlukan kuota atau paket dunia maya yang memadai. Terlebih bagi mahasiswa yang tak abonemen Wi-Fi di rumahnya. Figur pelajaran yang pelbagai di lembaga pengajaran tinggi secara tak slot gacor hari ini seketika ‘mengharuskan’ tiap-tiap civitas akademik slot888 menyediakan kuota dunia maya masing-masing guna mempermudah jalan masuk kuliah berbasis online. Telah diberikan muatan tugas yang banyak, ditambah sepatutnya pula mengeluarkan uang lebih.
“Sedap sih kuliah di rumah, nggak sepatutnya pake pakaian formal. Tetapi nggak enaknya, tugasnya jadi banyak banget, deadline-nya singkat. Ditambah lagi boros banget kuotanya (dunia maya), masa 5GB hanya buat 3 hari,” keluh Syarifa, mahasiswi di salah satu PTN di Kota Semarang.
Seperti yang dikenal bersama, telah banyak aliansi mahasiswa di beragam kampus yang menuntut pihak rektorat untuk memberikan subsidi kuota bagi seluruh mahasiswa tanpa terkecuali. Tak bisa dinafikan, benar adanya bahwa kuota dunia maya adalah salah satu hal yang substansial dan benar-benar primer dalam pelajaran non-tatap muka. Sejatinya, para mahasiswa ataupun pihak rektorat berada pada kondisi yang sama-sama terjepit, tapi dengan permasalahan yang berbeda. Lagi-lagi, seluruh kembali ke kondisi yang ada. Tak satu malah yang menghendaki keadaan demikian ini.
Penghapusan Ujian Nasional
“Sesudah menentukan dan bicarakan dengan Bapak Presiden dan juga instansi di luar, kami di Kemendikbud sudah mempertimbangkan untuk membatalkan Ujian Nasional di tahun 2020. Tak ada yang lebih penting ketimbang keamanan dan kesehatan siswa dan keluarganya,” kata Mendikbud Nadiem pada Selasa (24/03), dikutip dari laman legal kemdikbud.go.id.
Masih dalam Surat Edaran yang sama, dimuat juga salah satu pokok bahasan penting yang berkenaan dengan progres Ujian Nasional (UN) Tahun 2020 untuk seluruh tingkatan. Adanya surat dan statement legal ini sekalian mempertegas bahwa UN tak menjadi persyaratan kelulusan maupun persyaratan seleksi masuk tingkatan pengajaran yang lebih tinggi.
Ujian Nasional (UN) atau yang sebagian tahun baru-baru ini sudah memakai cara komputer sehingga berganti nama menjadi UNBK, tentu membutuhkan persiapan panjang yang melibatkan banyak pihak, bagus dari kepala sekolah, guru, teknisi, serta para siswa sendiri. Kebijakan ini menuai pro dan kontra dari pihak berkaitan. Ada pula yang berupaya berbesar hati mendapatkan realitas, ada pula yang menganggap usahanya sia-sia. Kekecewaan juga kelihatan pada beberapa orang tua yang terlanjur merogoh kocek yang tak sedikit untuk meregistrasikan buah hatinya ke institusi nasihat belajar (bimbel) untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian. Tetapi, bukan itu pokok bahasan utamanya. Segera, bagaimana sistem bagi para siswa untuk mendaftar seleksi masuk sekolah lanjutan?
Pada skor 5 b ayat 1 dan 2, dibuktikan bahwa Penerimaan Peserta Ajar Baru (PPDB) Jalanan Prestasi akan dijalankan dengan menentukan akumulasi skor rapor lima semester terakhir dan/atau prestasi akademik dan non-akademik siswa. Meskipun pada kenyataannya, standar pengukuran tiap-tiap sekolah tentu berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Metode PPDB Jalanan Prestasi ini layaknya cara SNMPTN bagi calon mahasiswa baru – yang juga menuai kontroversi di kalangan masyarakat.
Salma, seorang siswi kelas IX di salah satu SMP Negeri di Semarang, menuturkan bahwa dia bergembira sekalian sedih mengenal penghapusan Ujian Nasional di tahun ini. “Jujur bergembira sebab nggak jadi stress mikirin UN, tetapi linglung juga. Kalo UN dihapus, nanti daftar SMA-nya gimana? Menurutku agak nggak adil deh kalo pake skor rapor gitu, kan standar tiap-tiap sekolah lain-lain,” ujarnya dikala kami hubungi pada Kamis (30/4).
Peringatan Hari Pengajaran Nasional 2020
Tahun ini, peringatan Hari Pengajaran Nasional (Hardiknas) benar-benar jauh berbeda dibanding sebelumnya. Lazimnya diperingati dengan upacara bendera di seluruh lembaga pengajaran, sekarang dihapuskan, mengingat kondisi yang tak memungkinkan. Upacara peringatan Hardiknas cuma dijalankan secara terfokus oleh Kemendikbud.
Sebagai gantinya, pada peringatan Hardiknas 2020, Kemendikbud mengadakan sebuah acara bertajuk “Belajar dari Covid-19” yang akan dihelat pada malam ini pukul 19.00 WIB. Disiarkan seketika oleh stasiun TVRI dan bisa pula disaksikan lewat live streaming di kanal Youtube legal milik slot demo wild west gold Kemendikbud RI, acara ini dihadiri oleh Mendikbud Nadiem Makarom, Najwa Shihab, dan sebagian musisi tanah air.
Hari Pengajaran Nasional bukanlah sebatas perayaan semata. Motivasi juang dalam menimba ilmulah yang semestinya dijunjung tinggi. Motivasi pengorbanan Ki Hajar Dewantara tidak boleh lekang oleh waktu dan kondisi. Pandemi covid-19 bukanlah penghambat untuk terus belajar. Di kondisi yang tak mengenakkan ini, kita juga dituntut untuk lebih sensitif memaknai kondisi. Tak ada satu malah kebijakan yang bisa memuaskan seluruh orang. terbaik yang dapat dijalankan ialah menyokong apa saja yang dijalankan pemerintah di masa susah ini.
Tinggalkan Balasan